Tuesday, November 19, 2013

Belajar Usaha keTiga: Kisah Sukses TKI; Kursus Mental Aritmetika - Sempoa ASMA dan Bahasa Inggris

 
Anak saya yang pertama dilahirkan di Dubai tahun 2006 tepatnya di Dubai Hospital,  saya masih ingat waktu itu bulan Oktober yang bertepatan dengan bulan Ramadan. Sedangkan anak saya yang kedua terlahir di  Indonesia tepatnya di kota Sumedang pada tahun 2009 dan pada saat itu saya sudah bertugas di Oman dan Alhamdulillah bisa pulang secara teratur setiap dua bulan sekali sehingga istri dan anak-anak lebih betah tinggal di Indonesia daripada tinggal di Luar Negeri karena selama ditinggalkan tugas mereka bisa berkumpul dengan keluarga dari kedua belah pihak.

Seiring dengan waktu, anak-anak tumbuh dengan sehat dan cerdas. Ketika anak pertama berusia 4 tahun, saya dan istri benar-benar memikirkan, pendidikan apa yang perlu diajarkan sedini mungkin selain ilmu agama tentunya. Ada dua hal yang ada dalam benak saya yaitu pertama bagaimana anak-anak bisa merasa senang, enjoy untuk belajar  tanpa ada tekanan dari orang tua dan yang kedua bagaimana agar otak kanan dan kirinya berkembang  sehingga mereka dikemudian hari dapat dengan mudah menerima ilmu eksakta  dan memiliki keinginan untuk berbisnis.
Pada umumnya anak-anak cepat merasa jenuh, kurang berkonsentrasi, dan manja ketika belajar langsung dengan orang tuanya sendiri. Disisi lain orang tua cenderung kurang bersabar dan mudah terpancing emosinya apabila anak-anak kurang berkonsentrasi dan manja pada saat belajar.

 
Berawal dari hal-hal tersebut saya dan istri mulai mencari peluang  apa yang bisa diambil yang dapat memenuhi dua fungsi, fungsi pertama untuk mencerdaskan anak dan fungsi kedua terpenuhinya asset. Di akhir tahun 2009 ada kesempatan pelatihan untuk menjadi guru sempoa dan bahasa Inggris yang diselenggarakan oleh  Adil Sempoa Mandiri (ASMA) dan Creative English (CE). Istri saya mengikuti pelatihan tersebut sampai mendapatkan sertifikat kompetensi sebagai pengajar ASMA dan CE. Setelah mendapatkan sertifikat, istri saya berkeinginan untuk menyelenggarakan dua kursus tersebut di rumah kemudian mengajukan permohonan kepada ASMA dan CE cabang Sumedang untuk melakukan survey dan apabila dianggap telah memenuhi persyaratan maka istri saya akan segera membuka kursus Sempoa dan Bahasa Inggris untuk anak-anak.
Tidak berapa lama istri saya mendapatkan pemberitahuan bahwa kursus sempoa dan bahasa inggris sudah bisa diselenggarakan di Sumedang dan kemudian selang beberapa bulan dibuka juga di Tanjungsari, karena saya juga memiliki rumah di daerah itu. 
Akhir tahun 2010, penugasan saya di Oman telah selesai dan kemudian mendapatkan penugasan baru di Algeria, Afrika Utara, sehingga saya hanya bisa memberikan dukungan dari belakang, berupa motivasi dan penyedia modal untuk membeli sarana seperti, meja, karpet, buku-buku, sempoa dll. 
 
Algeria di Afrika Utara (Nama Ibukotanya Algeirs)
 

Kursus sempoa dan bahasa inggris dibatasi jumlah muridnya maksimum sepuluh orang untuk satu kelasnya yang dibimbing oleh seorang guru. Tidak kami sangka ternyata response dari orang tua di daerah sumedang dan tanjungsari sangat baik. Mereka mengirimkan anak-anaknya untuk kursus sempoa dan bahasa Inggris di tempat yang diselenggarakan oleh istri saya.
Tahun 2011 saya dan keluarga menempati rumah yang ada di Tanjungsari yang kebetulan lebih besar daripada yang di Sumedang, lokasinya sangat strategis karena sangat dekat dengan sarana pendidikan seperti PAUD, SD, SMP, SMA dan SMK sehingga kegiatan kursus sempoa dan bahasa inggris di Tanjungsari mengalami perkembangan yang sangat pesat,  sedangkan rumah yang di Sumedang masih dipakai untuk usaha fotokopi, kursus sempoa dan bahasa inggris. Tetapi karena istri lebih fokus mengembangkan di Tanjungsari sehingga kursus yang ada di Sumedang di tutup di pertengahan tahun 2013. Pada saat ini di Tanjungsari  memiliki lebih dari 100 orang murid yang masing-masing  kelas mengakomodasi 10 orang murid. Tempat kursus di Tanjungsari lebih memadai karena ada satu rumah lagi dibagian belakang rumah sehingga ruangan kelasnya lebih besar dan lebih leluasa untuk proses belajar mengajar.

Bagaimana dengan anak saya? Dengan dibukanya kursus di rumah, anak saya merasa senang karena bisa memiliki teman-teman yang banyak dan tidak merasa bosan,  lebih berkonsentrasi dan tidak manja karena yang mengajar adalah guru lain. Dan outcome nya anak saya lebih kreatif dan berprestasi di sekolahnya.
Sempoa dari ASMA menawarkan cara belajar  mental aritmetika dengan nilai-nilai Islami. Karena aritmetika termasuk ilmu dasar yang harus dikuasai oleh anak-anak sedini mungkin seperti penjumlahan, pengurangan, perkalian dan pembagian. Anak-anak yang belajar sempoa dari ASMA banyak yang memiliki kemampuan artimetika dalam hitungan detik karena sempoa yang mereka pelajari sudah terbayang dan terekam di dalam otak mereka, oleh karena itulah disebut Mental Aritmetika.

Demikian juga dengan bahasa inggris sebagai bahasa bisnis, bahasa kerja dan bahasa universal yang banyak dipakai di seluruh dunia. Anak saya sangat senang mengikuti kursus ini karena banyak permainan yang diberikan guru untuk memudahkan pemahaman mengenai subjek yang sedang diajarkan.
 
Siswa ASMA
 
Anak saya yang kedua, dari sejak merangkak sampai sekarang sudah terbiasa dengan lingkungan yang ramai dengan anak-anak yang sedang belajar sempoa dan bahasa inggris, dia sudah tertarik dari dulu karena seringnya melihat dan memperhatikan kakaknya dan murid-murid yang lain disaat  mereka belajar di dalam kelas.

Suasana inilah yang selalu dicita-citakan oleh saya yaitu suasana ramai oleh anak-anak yang belajar  dan suasana lingkungan pendidikan yang membuat anak-anak saya lebih tertarik, termotivasi dan tidak terpaksa untuk belajar. Dengan ini pula, beban saya sebagai orang tua untuk menyuruh anak-anak belajar menjadi berkurang. Walaupun demikian, saya sebagai orang tua masih tetap memberikan arahan kepada anak-anak tentang hal-hal lain yang tidak diajarkan di sekolah maupun di ruangan kursus.
Sempoa ASMA dan Bahasa Inggris merupakan kursus yang merakyat, terjangkau oleh berbagai lapisan karena pembayarannya yang ringan, hanya membayar infak Rp. 60 ribu/bulan per satu orang anak, tetapi outcomenya sangat luar biasa karena banyak anak  yang mengikuti kursus ini menjadi anak yang terbaik disekolahnya.

Dengan adanya kursus ini menjadikan rumah saya yang ditanjungsari telah menjadi asset yang berharga karena memberikan cashflow yang positif tiap bulannya bagi rumah tangga saya. Ingat peribahasa “Sambil menyelam, minum air” yang artinya mengerjakan suatu pekerjaan, dapat pula menyelesaikan pekerjaan atau masalah yang lain.
Demikianlah belajar usaha yang ketiga. Tunggulah belajar usaha yang ke empat.

Salam Bisnis

Dari TKI-Diaspora Indonesia di LN.

Lihat juga artikel:
Belajar Usaha Yang Pertama: Kisah Sukses TKI; Fotokopi Adalah Usaha Kami Yang Pertama
Belajar Usaha Yang Kedua: Kisah Sukses TKI; Property dan Real Estate.
Belajar Usaha keempat: Kisah Sukses TKI; Usaha Toko Besi dan Bangunan



1 comment:

Unknown said...

Mohon maaf jika postingan ini menyinggung perasaan anda semua tapi saya hanya mau menceritakan pengalaman pribadi saya yang mengubah kehidupan saya menjadi sukses. Perkenalkan terlebih dahulu saya Sri Wahyuni biasa di panggil Mba Sri, TKI tinggal di kota Pontian johor Malaysia,Saya berprofesi sebagai pembantu rumah tangga, tapi saya tidak menyerah dengan keadaan saya, tetap ikhtiar.
pengen pulang ke indonesia tapi gak ada ongkos pulang. sempat saya putus asa,gaji pun selalu di kirim ke indonesia untuk biaya anak sekolah,sedangkan hutang banyak, kebetulan teman saya buka-buka internet mendapatkan nomor hp Mbah Suro (+6282354640471) katanya bisa bantu orang melunasi hutang melalui jalan togel dengan keadaan susah jadi saya coba beranikan diri hubungi dan berkenalan dengan beliau Mbah Suro, Dan saya menceritakan keadaan saya.Beliau menyarankan untuk mengatasi masalah perekonomian saya,baiknya melalui jalan togel saja.Dan angka yang di berikan beneran tembus ,4607 dan saya dapat 275 juta alhamdulillah terima kasih banyak ya allah atas semua rerjekimu ini. walaupun ini melalui togel